Sejarah Gunung Salak dan Mengapa Dianggap Angker

Event Bogor – Gunung Salak yang terletak di perbatasan Bogor dan Sukabumi adalah gunung berapi yang sudah lama tidak aktif. Meski namanya terdengar seperti diambil dari buah salak, konon sebenarnya berasal dari kata Sanskerta “Salaka” yang berarti perak. Nama ini diyakini merujuk pada aura mistis dan sinar kemilau puncaknya saat terkena cahaya matahari pagi.

Sebagai bagian dari Taman Nasional Halimun-Salak, gunung ini menyimpan kekayaan ekosistem dan sejarah vulkanik. Letusan terakhirnya tercatat pada tahun 1938, namun aktivitas belerangnya masih terdeteksi, bahkan pernah memakan korban akibat keracunan gas.

Misteri Kecelakaan Udara dan Anomali Kompas

Gunung Salak dikenal sebagai salah satu lokasi paling rawan untuk penerbangan. Yang paling menggemparkan adalah tragedi pesawat Sukhoi Superjet 100 tahun 2012, yang menewaskan 45 orang. Wilayah ini disebut memiliki anomali magnetik yang mengacaukan sistem navigasi, membuat pilot kesulitan membaca arah meski cuaca tampak cerah.

Fenomena ini memperkuat reputasi Gunung Salak sebagai lokasi “berbahaya” bukan hanya secara fisik, tetapi juga dalam konteks spiritual.

Hilangnya Pendaki secara Misterius

Tidak sedikit cerita tentang pendaki yang hilang secara tak masuk akal. Beberapa ditemukan dalam kondisi linglung, tidak tahu arah, bahkan kehilangan ingatan. Kawasan seperti Kawah Ratu dan Curug Seribu sering kali disebut sebagai zona rawan hilang, bahkan oleh warga lokal yang sudah mengenal medan.

Sebagian orang percaya, hilangnya pendaki ini bukan hanya karena medan yang sulit, tapi juga karena “dunia lain” yang menghuni gunung tersebut.

Suara Mistis: Gamelan dan “Pasar Gaib”

Beberapa pendaki mengaku mendengar suara gamelan dari tengah hutan, padahal tidak ada siapa pun di sekitar. Suara ini diyakini bisa menghipnotis dan membuat pendaki tersesat.

Ada juga kisah tentang “Pasar Setan”—suara keramaian pasar malam yang muncul tiba-tiba di malam hari, lengkap dengan suara tawa dan transaksi, namun tidak bisa ditemukan sumbernya.

Legenda Prabu Siliwangi dan Kerajaan Gaib

Bagi masyarakat Sunda, Gunung Salak diyakini sebagai tempat bersemayamnya kerajaan gaib peninggalan Prabu Siliwangi. Beberapa saksi mengaku melihat penampakan sosok berpakaian kerajaan di jalur pendakian, terutama menjelang senja atau dini hari.

Puncak-puncaknya, terutama Puncak Manik, dianggap sakral dan harus dilalui dengan tata krama serta hati yang bersih.

gunung salak
gunung salak

Harta Tersembunyi dan Kampung Halusinasi

Konon, saat masa penjajahan, tentara Belanda sempat menyembunyikan harta di kawasan ini. Beberapa pencari harta bahkan mengaku menemukan tulang-belulang atau melihat “warung” yang ternyata menghilang saat didekati—fenomena ini dikenal sebagai “kampung setan”.

Tak sedikit yang percaya bahwa harta tersebut dijaga oleh entitas gaib, dan hanya bisa ditemukan oleh orang-orang tertentu yang “terpanggil”.

Pantangan & Larangan Mistis di Gunung Salak

Ritual Tradisi: Seren Taun dan Harmoni Spiritual

Di lereng timur Gunung Salak, masyarakat adat Sunda masih menjaga tradisi Seren Taun—ritual tahunan sebagai wujud rasa syukur terhadap alam. Tradisi ini menunjukkan bahwa gunung ini bukan sekadar objek fisik, tapi juga ruang spiritual yang dijaga dan dihormati.

Penutup: Gunung Salak, Antara Realita dan Dunia Lain

Gunung Salak adalah tempat di mana realita dan mitos berjalan beriringan. Dari catatan sejarah vulkanik hingga kisah mistis yang masih hidup hingga kini, semuanya menyatu dalam lanskap megah dan penuh teka-teki.

Jika kamu hendak mendaki, pastikan membawa peralatan lengkap, menghormati adat setempat, dan menjaga sikap. Karena di gunung ini, tidak hanya logika yang berlaku—tapi juga rasa.

 

Exit mobile version