Home Uncategorized Fenomena Kulminasi (Hari Tanpa Bayangan) di Indonesia: Kenapa Bayangan Bisa Hilang?
Uncategorized

Fenomena Kulminasi (Hari Tanpa Bayangan) di Indonesia: Kenapa Bayangan Bisa Hilang?

Share
Share

Eventbogor.com – Pernah nggak sih kamu jalan-jalan di siang hari terus bilang, “Eh kok bayanganku ilang ya?” Nah, fenomena itu dinamakan hari tanpa bayangan. Ini terjadi ketika Matahari tepat berada di atas kepala untuk lokasi tertentu. Di Indonesia, yang berada di zona tropis, fenomena ini bisa terjadi beberapa kali setiap tahun. Yuk, kita bahas lebih dalam, tapi santai aja biar gampang dipahami.

Apa Itu Kulminasi Utama / Hari Tanpa Bayangan?

Kulminasi utama, kadang juga disebut transit atau istiwa’, adalah saat Matahari berada di posisi tertinggi di langit untuk suatu lokasi pada hari itu. Kalau deklinasi Matahari sama persis dengan lintang tempat kamu berdiri, Matahari akan tepat di zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak hampir “hilang” karena sinar Matahari jatuh lurus ke bawah. Jadi, momen ini nggak cuma unik tapi juga menarik buat diamati, terutama buat yang suka fotografi atau eksperimen sederhana dengan ilmu alam.

Mengapa Bisa Terjadi?

Ada beberapa faktor yang menyebabkan fenomena ini bisa muncul di Indonesia:

  • Kemiringan sumbu Bumi: Bumi miring sekitar 23,5° terhadap bidang orbitnya, jadi posisi Matahari yang terlihat dari Bumi berubah sepanjang tahun.
  • Perubahan deklinasi Matahari: Setiap hari deklinasi Matahari sedikit berubah; ketika angkanya sama dengan lintang lokasi kamu, boom — Matahari pas di atas kepala.
  • Letak geografis Indonesia: Indonesia berada di lintang antara ±23,5°, sehingga banyak daerah yang bisa mengalami fenomena hari tanpa bayangan saat deklinasi Matahari melewati lintang mereka.
BACA JUGA :  8 Orang yang Pernah Capai Puncak Burj Khalifa

Kapan & Di Mana Bisa Terjadi?

Fenomena ini biasanya terjadi dua kali setahun untuk setiap lokasi — sekitar Maret–April dan September–Oktober. Namun tanggal dan waktunya berbeda-beda untuk tiap kota karena perbedaan lintang. Contohnya, Jakarta bisa mengalami kulminasi utama sekitar awal April dan awal Oktober, sementara Sabang, Aceh, atau Kupang memiliki tanggal yang sedikit berbeda. Jadi, nggak semua kota merasakan momen ini pada hari yang sama.

Share
Written by
Haidar Ali Asgari

Nggak banyak gaya, yang penting banyak cerita Lagi suka explore tempat baru + dengerin lagu lama Biar hidup ada soundtrack-nya

Explore more

Wisata

Kenapa Curug di Bogor Selalu Jadi Tempat Healing Favorit?

Eventbogor.com – Kalau ngomongin tempat healing paling favorit di Bogor, pasti banyak orang langsung kepikiran curug alias air terjun. Bukan cuma karena pemandangannya...

Related Articles
Uncategorized

Prabowo Subianto Genap 74 Tahun: Kilas, Fakta, dan Harapan Publik

Eventbogor.com – Pada 17 Oktober 2025, Prabowo Subianto merayakan ulang tahunnya yang...

Uncategorized

Aurélien Fontenoy Pecahkan Rekor Naik Menara Eiffel Tanpa Sentuh Lantai!

Eventbogor.com – Pada 2 Oktober 2025, pesepeda asal Prancis Aurélien Fontenoy sukses...

Uncategorized

Patrick Kluivert Langsung Pulang ke Belanda Usai Timnas Gagal ke Piala Dunia 2026

Eventbogor.com – Patrick Kluivert, pelatih timnas Indonesia, memutuskan langsung kembali ke Belanda...

Uncategorized

Kopi Khas Bogor yang Mulai Dikenal Luar Kota

Eventbogor.com – Bogor nggak cuma dikenal karena hujannya atau Kebun Rayanya, tapi...