Puncak-puncaknya, terutama Puncak Manik, dianggap sakral dan harus dilalui dengan tata krama serta hati yang bersih.

Harta Tersembunyi dan Kampung Halusinasi
Konon, saat masa penjajahan, tentara Belanda sempat menyembunyikan harta di kawasan ini. Beberapa pencari harta bahkan mengaku menemukan tulang-belulang atau melihat “warung” yang ternyata menghilang saat didekati—fenomena ini dikenal sebagai “kampung setan”.
Tak sedikit yang percaya bahwa harta tersebut dijaga oleh entitas gaib, dan hanya bisa ditemukan oleh orang-orang tertentu yang “terpanggil”.
Pantangan & Larangan Mistis di Gunung Salak
- Jangan menyebut “buah salak” di jalur pendakian—konon dianggap tidak sopan pada penunggu gunung.
- Dilarang memetik bunga anggrek liar, karena diyakini sebagai tanaman pelindung yang dijaga makhluk halus.
- Bersikaplah sopan, tidak berkata kasar, dan selalu meminta izin secara batin sebelum memasuki titik-titik tertentu.
Ritual Tradisi: Seren Taun dan Harmoni Spiritual
Di lereng timur Gunung Salak, masyarakat adat Sunda masih menjaga tradisi Seren Taun—ritual tahunan sebagai wujud rasa syukur terhadap alam. Tradisi ini menunjukkan bahwa gunung ini bukan sekadar objek fisik, tapi juga ruang spiritual yang dijaga dan dihormati.
Penutup: Gunung Salak, Antara Realita dan Dunia Lain
Gunung Salak adalah tempat di mana realita dan mitos berjalan beriringan. Dari catatan sejarah vulkanik hingga kisah mistis yang masih hidup hingga kini, semuanya menyatu dalam lanskap megah dan penuh teka-teki.
Jika kamu hendak mendaki, pastikan membawa peralatan lengkap, menghormati adat setempat, dan menjaga sikap. Karena di gunung ini, tidak hanya logika yang berlaku—tapi juga rasa.