Eventbogor.com – Baru-baru ini beredar kabar bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mengeluarkan surat edaran nomor 200.1.1/24 yang mewajibkan pemutaran lagu “Ibu Pertiwi” di lampu merah, stasiun, mal, dan fasilitas publik lainnya. Tapi—penting—sampai sekarang informasi itu belum punya bukti salinan edaran resmi: yang ramai adalah unggahan media sosial. Artikel ini jelasin versi singkat, soal kenapa ini jadi perbincangan, dan apa yang sebaiknya kamu perhatikan.
Apa sebenarnya yang beredar?
Di Instagram dan beberapa akun lokal muncul postingan yang menyebut Bupati menginstruksikan pemutaran lagu “Ibu Pertiwi” di ruang publik—mulai dari lampu lalu lintas sampai stasiun. Postingan itu muncul sekitar awal September 2025 dan langsung viral di lingkup Bogor karena sensasinya: bayangin lampu merah ada backsound lagu kebangsaan yang beda dari yang biasa kita denger.
Benarkah ada surat edaran No. 200.1.1/24?
Singkatnya: belum ada bukti resmi yang bisa diverifikasi. Sampai sekarang yang tersebar cuma potongan unggahan di medsos, belum ada tautan atau dokumen PDF resmi dari situs Pemkab Bogor atau kanal berita tertulis yang memperlihatkan salinan surat edaran tersebut. Jadi hati-hati sebelum sebar lebih jauh—bisa jadi hoaks atau setidaknya informasi belum lengkap.
Mengapa kebijakan soal lagu nasional di publik sensitif?
Ada beberapa alasan kenapa isu ini cepat viral dan memicu perdebatan:
- Identitas & simbolisme: Lagu kebangsaan atau lagu nasional sering dilihat sebagai simbol identitas—kalau diputar di ruang publik, banyak yang tanya soal konteks dan tujuan.
- Legalitas: Ada aturan resmi yang mengatur pemutaran lagu kebangsaan (contoh: pemutaran Indonesia Raya di instansi tertentu). Publik pengen tahu: apa dasar hukumnya?
- Praktik operasional: Gimana teknisnya di lampu merah? Siapa yang tanggung jawab? Apa dampaknya ke kenyamanan publik?
Contoh kebijakan serupa yang sudah pernah ada
Untuk konteks: sebelumnya memang sempat ada kebijakan resmi di lingkungan Pemkab Bogor untuk memutar “Indonesia Raya” dan pembacaan Pancasila di jam tertentu bagi instansi pemerintahan. Itu punya dasar surat edaran yang bisa diverifikasi oleh media. Jadi publik punya alasan untuk minta bukti kalau ada kebijakan baru—karena memang sempat ada aturan formal sebelumnya.