- S1: 155 orang
- S2: 119 orang
- SMA/SMK sederajat: 63 orang
- D3: sebagian kecil
- Tidak mencantumkan pendidikan: 211 orang
Kalau dibandingin, jumlah yang nggak mencantumin pendidikan hampir dua kali lipat lebih banyak daripada lulusan S2.
Kenapa Bisa Banyak yang Kosong?
Beberapa kemungkinan kenapa data pendidikan anggota DPR nggak lengkap antara lain:
- Standarisasi data belum ketat → tiap partai dan lembaga punya format berbeda, jadinya nggak konsisten.
- Kurangnya update profil → setelah terpilih, ada yang belum mengisi profil di sistem DPR.
- Alasan personal → ada yang mungkin merasa nggak perlu publikasi detail pendidikan.
Kenapa Publik Perlu Peduli?
Publik perlu peduli karena DPR punya peran penting dalam bikin kebijakan yang ngaruh ke hidup sehari-hari. Kalau data pendidikan nggak transparan, kita kehilangan salah satu cara buat ngecek kualitas representasi. Ini soal akuntabilitas dan kepercayaan publik.
Solusi Biar Data Lebih Transparan
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan biar masalah ini nggak terus berulang:
- KPU dan DPR bikin standar format profil yang wajib diisi lengkap, termasuk pendidikan.
- Partai politik ikut aktif memastikan kadernya update data.
- Publik dan media dorong keterbukaan data biar nggak ada yang kosong.
Kesimpulan: Transparansi Itu Penting
Lebih dari sepertiga anggota DPR periode 2024–2029 nggak mencantumin pendidikan terakhir mereka. Walaupun ini bukan pelanggaran aturan, tetap aja bikin publik bertanya-tanya. Buat generasi muda yang melek informasi, hal kayak gini penting banget buat terus dikawal. DPR adalah wakil kita semua, jadi wajar dong kalau kita minta data yang jelas dan transparan.
Catatan Akhir
Jangan sampai isu ini cuma jadi bahan obrolan sesaat. Semakin banyak orang aware, semakin besar kemungkinan data profil anggota DPR bisa lengkap dan terbuka. Karena ujung-ujungnya, transparansi = kepercayaan publik.