Eventbogor.com – Setiap tanggal 19 September, dunia memperingati International Snakebite Awareness Day atau Hari Kesadaran Gigitan Ular. Tujuannya? Biar kita makin sadar soal bahaya gigitan ular, terutama di daerah pedesaan dan negara berkembang yang akses ke antivenom masih minim.
Fakta Menarik Tentang Gigitan Ular
Ternyata, 1,8 sampai 2,7 juta orang digigit ular setiap tahun, dan sekitar 81.000–138.000 orang meninggal karena gigitan ini. Dampaknya nggak cuma kematian, tapi juga cacat permanen seperti amputasi, kelumpuhan, sampai trauma psikologis.
Sayangnya, banyak kasus nggak tercatat dengan baik. Di wilayah yang paling terdampak, akses ke antivenom sangat terbatas. Contohnya di Afrika Sub-Sahara, hanya sekitar 2,5% kebutuhan tahunan antivenom yang tersedia.
Inisiatif Global dan Lokal
WHO sudah mengidentifikasi gigitan ular sebagai penyakit tropis yang terabaikan. Mereka punya strategi global buat menangani masalah ini, mulai dari edukasi hingga distribusi antivenom. Selain itu, di India ada SARPA (Snake Awareness, Rescue, and Protection App) untuk membantu korban gigitan ular dan mencatat data insiden.
Di Assam, India, juga diadakan simposium ular pertama untuk membahas mitigasi gigitan ular sekaligus peluncuran aplikasi SARPA. Teknologi bisa membantu menyelamatkan nyawa!
Relevansi di Indonesia
Di Indonesia, terutama di daerah pedesaan dan agraris, gigitan ular masih menjadi masalah serius. Edukasi soal pencegahan, pengenalan spesies ular berbisa, dan akses cepat ke pertolongan medis sangat penting.
Tips Pencegahan & Pertolongan Pertama
- Edukasi: Kenali ular berbisa di sekitar kamu dan perilakunya.
- Pencegahan: Pakai pelindung kaki saat di ladang atau area rawan, dan jaga kebersihan lingkungan rumah.
- Pertolongan pertama: Kalau digigit ular, segera cari pertolongan medis. Jangan hisap bisa atau pakai tourniquet.
Jadi, Hari Kesadaran Gigitan Ular ini bukan cuma peringatan seremonial, tapi reminder buat kita semua buat lebih waspada dan tahu cara menyelamatkan diri sendiri dan orang sekitar.