Kenapa Bisa Serapan Lambat?
Serapan anggaran yang lambat ini ternyata bukan cuma soal uang. Ada banyak faktor yang bikin program nggak ngebut. Mulai dari masalah teknis di daerah, distribusi bantuan yang belum merata, sampai birokrasi pengadaan yang ribet banget. Belum lagi ada insiden di beberapa wilayah yang bikin pemerintah harus lebih ketat dalam pengawasan. Jadi, program besar kayak MBG memang butuh koordinasi ekstra biar bisa jalan sesuai rencana.
Dampaknya Buat Masyarakat
Pertanyaan besar: apa dampaknya kalau anggaran dipotong? Kalau memang itu yang terjadi, bisa jadi rencana perluasan MBG harus ditunda. Beberapa daerah mungkin belum kebagian program makan gratis ini. Atau, anggarannya dialihin ke bentuk lain kayak bantuan beras murah. Tapi kalau penyerapan membaik, justru sebaliknya: MBG bisa diperluas, makin banyak keluarga yang dapet manfaat, dan target anak-anak sekolah sampai keluarga rentan bisa lebih cepat tercapai.
Apa yang Bisa Kita Harapin?
Di satu sisi, langkah tegas Purbaya nunjukin kalau pemerintah nggak mau main-main soal anggaran negara. Uang rakyat harus dipakai buat hal yang jelas dan punya hasil nyata. Di sisi lain, program MBG sendiri udah punya nilai strategis, apalagi buat generasi muda. Makanan bergizi itu penting banget buat tumbuh kembang anak. Jadi wajar kalau publik berharap program ini jangan sampai terhambat hanya gara-gara masalah teknis.
Kesimpulan
Akhir Oktober 2025 bakal jadi momen penting buat nasib MBG. Kalau penyerapan masih lambat, ya siap-siap ada pemangkasan atau pengalihan dana. Tapi kalau realisasi meningkat dan program makin rapi, MBG bisa dapet tambahan anggaran. Apa pun hasilnya nanti, publik pasti berharap program makan bergizi gratis ini bisa benar-benar jalan dan memberi manfaat nyata buat masyarakat luas.