Eventbogor.com – Buat kamu yang pernah main atau tinggal di Bogor, pasti udah nggak asing lagi sama pemandangan deretan angkot hijau yang hilir mudik hampir di setiap sudut kota. Jumlahnya banyak banget, sampai-sampai Bogor dijuluki “Kota Seribu Angkot.” Tapi ternyata, sebutan itu bukan sekadar julukan — ada cerita panjang di baliknya.
Awal Mula Julukan “Kota Seribu Angkot”
Julukan ini muncul karena sejak dulu, angkutan kota (angkot) jadi transportasi utama bagi warga Bogor. Data dari Dinas Perhubungan menunjukkan, pada masa jayanya, jumlah angkot di Kota Bogor bisa mencapai lebih dari 3.500 unit yang beroperasi setiap hari. Jumlah itu belum termasuk yang datang dari wilayah sekitar seperti Kabupaten Bogor, Ciawi, dan Dramaga.
Bayangin aja, di jalan yang lebarnya nggak seberapa, bisa berjejer puluhan angkot dengan kode trayek berbeda. Dari 01, 02, 03, sampai 32 — masing-masing punya rute dan warna khas yang bikin warga hafal luar kepala. Bagi orang Bogor, tau arah tujuan lewat kode angkot itu udah kayak kemampuan dasar sehari-hari.
Angkot, Jantung Transportasi Kota Hujan
Sebelum ada ojek online dan bus modern seperti sekarang, angkot adalah urat nadi transportasi bagi warga Bogor. Dari anak sekolah, mahasiswa, ibu-ibu pasar, sampai pegawai kantor — semua mengandalkan angkot buat ke mana-mana. Dengan ongkos yang terjangkau dan rute yang menjangkau hampir seluruh pelosok kota, angkot jadi pilihan paling masuk akal di masa itu.
Selain fungsinya sebagai alat transportasi, angkot juga punya sisi sosial tersendiri. Banyak cerita lucu dan kenangan yang lahir dari dalam mobil kecil itu — dari sopir yang suka nyetel dangdut keras-keras, sampai momen awkward duduk berhadapan sama orang asing pas jalanan macet. Di situasi kayak gitu, angkot bukan cuma kendaraan, tapi juga ruang interaksi warga kota.