Eventbogor.com – Belakangan ini muncul kabar kalau tarif TransJakarta bakal naik dari Rp3.500 jadi sekitar Rp5.000 per orang. Pemprov DKI bilang, subsidi yang selama ini dikasih udah terlalu berat. Ditambah lagi, dana bagi hasil dari pemerintah pusat juga ikut dipotong, jadi keuangan daerah makin ketat. Karena itu, salah satu opsi yang lagi dikaji adalah naikin tarif supaya sistemnya tetap jalan tanpa ngorbanin kualitas layanan.
Fakta-Fakta Penting yang Perlu Kamu Tahu
- Tarif sekarang: Rp3.500 per penumpang.
- Rencana tarif baru: kisaran Rp5.000–Rp7.000, dengan angka Rp5.000 paling banyak disebut.
- Alasan utama: beban subsidi yang besar dan pemangkasan dana dari pusat bikin APBD makin berat.
- Status: belum resmi, masih tahap pembahasan dan evaluasi.
Kalau Jadi Rp5.000, Apa Dampaknya?
Kalau beneran naik, jelas bakal kerasa buat yang setiap hari naik TransJakarta — terutama pekerja dan mahasiswa. Dari Rp3.500 ke Rp5.000 mungkin keliatan kecil, tapi kalau bolak-balik tiap hari bisa nambah pengeluaran bulanan juga.
Tapi di sisi lain, Pemprov DKI janji kalau kenaikan ini bakal diiringi dengan peningkatan layanan, kayak:
- Penambahan armada bus listrik yang lebih nyaman dan ramah lingkungan,
- Perbaikan rute dan koneksi antarmoda,
- Serta layanan gratis untuk kelompok masyarakat tertentu (sekitar 15 golongan) tetap dipertahankan.
Rp5.000 Itu Masih Masuk Akal Nggak?
Sebenarnya, kalau tanpa subsidi, biaya operasional per penumpang TransJakarta bisa nyampe Rp13.000. Jadi, Rp5.000 bisa dibilang kompromi antara kebutuhan pemerintah buat ngurangin beban subsidi dan kemampuan masyarakat buat bayar ongkos.
Pro dan Kontra yang Muncul
Pro: Pemerintah beralasan, kalau subsidi terus segede sekarang, APBD bisa jebol dan bikin program lain keteteran. Naik sedikit biar sistemnya lebih berkelanjutan.