Eventbogor.com – Madagascar lagi jadi sorotan dunia. Setelah gelombang demo besar yang dipimpin anak muda Gen Z, Presiden Andry Rajoelina bikin keputusan ekstrem: membubarkan kabinet dan mengumumkan kalau warga bisa daftar jadi menteri lewat LinkedIn atau email resmi istana. Gila nggak sih?
Latar Belakang Demo Gen Z
Semua bermula dari keresahan anak muda soal listrik sering mati, krisis air, sampai kondisi ekonomi yang makin susah. Demo berlangsung beberapa hari dan bikin pemerintah panas dingin. Akhirnya, presiden ambil langkah “beres-beres” kabinet dengan cara yang nggak biasa.
Kenapa LinkedIn yang Dipilih?
Banyak yang heran kenapa LinkedIn jadi jalurnya. Tapi kalau dipikir, ada beberapa alasan:
- Biar terlihat terbuka: kesannya semua orang bisa ikut nyalon jadi menteri.
- Praktis: LinkedIn udah jadi platform profesional buat CV dan portofolio.
- Pencitraan modern: biar pemerintah kelihatan gaul dan dekat sama generasi muda.
Serius atau Cuma Gimmick?
Walau langkah ini nyata diumumin, politik nggak sesimpel upload CV. Penunjukan menteri biasanya penuh pertimbangan politik dan negosiasi. Jadi, kemungkinan besar ini lebih ke simbolik, meski tetap bikin geger.
Risiko yang Bisa Terjadi
- Transparansi abu-abu: siapa yang seleksi dan apa kriterianya belum jelas.
- Rawan pencitraan: bisa jadi cuma buat redam emosi publik tanpa solusi nyata.
- Akun palsu: risiko lamaran bodong atau kandidat fiktif masuk daftar.
Gen Z di Garis Depan
Generasi muda di Madagascar punya peran besar. Mereka aktif di medsos, vokal soal isu publik, dan berani turun ke jalan. Tekanan itulah yang bikin presiden akhirnya goyah dan coba cara baru yang beda dari biasanya.
Dampak ke Depan
Dalam waktu dekat, mungkin langkah ini bisa bikin suasana lebih adem. Tapi jangka panjangnya? Tergantung apakah pemerintah serius menjalankan proses ini dengan transparan atau cuma berhenti di gimmick.