Eventbogor.com – Ngaku deh, masih banyak dari kita yang nganggep masalah mental itu hal sepele. Padahal gangguan kayak skizofrenia, depresi, atau bipolar bisa bener-bener ngaruh ke hidup seseorang — dari kerjaan, hubungan sosial, sampai cara mereka mandang diri sendiri. Di Indonesia, jumlah pengidap gangguan jiwa ini terus meningkat, tapi yang bener-bener mencari bantuan medis masih sedikit banget.
Faktanya, Angkanya Nggak Main-main
Menurut data nasional, sekitar 1 dari 10 orang Indonesia terdeteksi punya gangguan jiwa. Untuk skizofrenia, prevalensinya sekitar 6,7 per 1.000 rumah tangga. Sedangkan gangguan emosional seperti depresi dan ansietas bisa mencapai hampir 10% dari populasi. Tapi, yang benar-benar berobat? Nggak sampai 10% dari mereka.
Artinya, jutaan orang di Indonesia hidup dengan gangguan mental tanpa penanganan yang layak. Beberapa bahkan berhenti minum obat karena ngerasa udah “sembuh” padahal belum benar-benar pulih.
Kenapa Banyak yang Nggak Berobat?
1. Stigma dan Miskonsepsi
Banyak orang masih nganggep gangguan jiwa itu aib. Ada yang bilang karena kurang iman, kena santet, atau lemah mental. Padahal semua itu bisa dijelaskan secara medis dan bisa disembuhkan kalau ditangani dengan benar.
2. Akses Kesehatan yang Terbatas
Di kota besar mungkin gampang cari psikiater, tapi di daerah-daerah? Bisa butuh waktu berjam-jam cuma buat ke rumah sakit. Tenaga ahli juga masih kurang banget.
3. Faktor Ekonomi
Biaya pengobatan dan obat-obatan sering jadi alasan utama. Walau sekarang ada BPJS yang bisa bantu, tapi banyak orang masih belum tahu atau males ribet ngurusnya.
4. Kurang Deteksi Dini
Banyak yang baru ketahuan punya gangguan jiwa setelah parah. Padahal kalau dari awal ditangani, peluang sembuhnya jauh lebih besar.
5. Lebih Percaya ke Pengobatan Alternatif
Nggak sedikit yang masih milih “jalan spiritual” atau dukun dibanding pergi ke psikiater. Bukan salah, tapi penting juga buat tahu batasan dan kapan harus ke tenaga medis.