Ringkasan singkat
Eventbogor.com – Kabupaten Bogor bakal ngucurin sekitar Rp 5 miliar lewat E anggaran perubahan untuk perbaikan Jembatan Leuwiranji yang menghubungkan Kecamatan Rumpin dan Gunung Sindur. Ini langkah cepat supaya jembatan yang sudah rusak parah nggak makin bahaya buat pengguna jalan—terutama pengguna motor dan kendaraan ringan.
Kondisi jembatan: udah darurat banget
Warga setempat dan pihak DPU-PR ngelaporin kondisi jembatan udah memprihatinkan: pelat penutup bolong, baut hilang, bantalan karatan, dan tiang utama mulai rapuh. Karena kondisi ini, akses untuk truk besar dibatasi dan ada spanduk peringatan supaya orang hati-hati. Intinya: kalau nggak cepat diperbaiki, risiko kecelakaan makin tinggi.
Rp 5 miliar — cukup atau cuma “plester”?
Anggaran Rp 5 miliar yang diajukan DPUPR masuk lewat anggaran perubahan dan diproyeksikan untuk perbaikan struktur jembatan lama — bukan pembangunan jembatan baru. Jadi anggaran ini sifatnya mitigasi cepat supaya jembatan tetap bisa dilewati sementara. Dari sisi teknis, perbaikan semacam ini umumnya memperpanjang usia pakai tapi bukan solusi permanen.
Rencana jangka panjang: bangun jembatan baru
Kalau mau solusi tuntas, Pemkab lagi mengkaji pembangunan jembatan baru yang biayanya jauh lebih besar — estimasi mencapai Rp 50–51 miliar termasuk kebutuhan pembebasan lahan. Pembebasan lahan dan proses administrasinya jadi tantangan utama sebelum pembangunan bisa mulai. Ada rencana agar proses bisa lanjut awal 2026 kalau semua beres.
Gimana dampaknya buat warga?
Perbaikan cepat berarti akses warga tetap terjaga dan risiko kecelakaan bisa diminimalkan. Tapi buat aktivitas ekonomi lokal (angkutan hasil tambang, distribusi, hingga anak sekolah), solusi jangka panjang — yaitu jembatan baru yang lebih kuat — yang bakal ngasih rasa aman sepenuhnya. Sementara itu, pembatasan kendaraan berat bikin distribusi barang harus diatur ulang, dan itu berimbas ke biaya dan waktu pengiriman.