Eventbogor.com – Madagaskar lagi-lagi jadi sorotan dunia. Sejak akhir September 2025, negara di Afrika Timur itu diguncang gelombang protes besar-besaran yang dipimpin oleh generasi muda — dikenal sebagai Gen Z Madagascar. Awalnya, mereka cuma menuntut hal sederhana: listrik dan air yang stabil. Tapi seiring waktu, isu itu melebar jadi kemarahan massal terhadap korupsi, kemiskinan, dan ketimpangan sosial yang sudah lama dirasakan rakyat.
Yang bikin unik, banyak peserta demo adalah anak muda yang lahir di era digital. Mereka aktif di media sosial, bikin konten, dan menyebarkan tagar soal keadilan sosial. Tapi protes yang awalnya damai berubah jadi kacau ketika aparat mencoba membubarkan massa. Bentrokan pun nggak bisa dihindari.
Presiden Rajoelina Kabur Setelah Situasi Memanas
Presiden Andry Rajoelina awalnya mencoba menenangkan situasi dengan membubarkan kabinetnya. Tapi langkah itu gagal meredam amarah publik. Di minggu kedua Oktober, keadaan makin panas — terutama setelah beberapa anggota militer dari unit elit CAPSAT menolak perintah untuk membubarkan massa secara paksa.
Situasi makin tak terkendali saat Rajoelina mengeluarkan dekret untuk membubarkan DPR (National Assembly). Tindakan itu dianggap tidak sah oleh banyak pihak dan justru mempercepat upaya parlemen untuk memakzulkannya. Di tengah tekanan politik dan gelombang massa yang makin besar, sang presiden akhirnya melarikan diri dari negara. Beberapa laporan menyebut ia naik pesawat militer menuju tempat aman di luar Madagaskar.
Militer Ambil Alih, DPR Dibubarkan
Setelah kabar pelarian Rajoelina, militer langsung mengambil posisi dominan. Mereka mengumumkan akan membentuk pemerintahan transisi selama dua tahun ke depan, sambil mempersiapkan pemilihan umum baru dan perubahan konstitusi. Sejumlah institusi negara juga dibekukan, termasuk DPR yang sempat dibubarkan lewat dekret presiden sebelumnya.