Eventbogor.com – Kabar hangat: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan digitalisasi pembayaran di seluruh pasar tradisional menggunakan QRIS mulai tahun depan (2026). Ini bukan sekadar tren — ini langkah besar buat nyetop dominasi uang tunai di pasar-pasar yang biasanya identik dengan cekakikan uang receh dan kalkulator manual.
Kenapa QRIS di pasar itu penting?
Singkatnya: praktis, cepat, dan transparan.
- Praktis — Pembeli gak perlu cari uang pas, cukup scan QR. Pedagang gak perlu simpan banyak uang tunai yang rawan hilang.
- Cepat — Transaksi jadi lebih rapi dan antrean berkurang karena proses pembayaran lebih efisien.
- Transparan — Catatan transaksi lebih jelas; laporan penjualan bisa lebih rapi untuk pajak dan evaluasi usaha.
Apa yang sudah dilakukan DKI sejauh ini?
Sebelum target “seluruh pasar”, Pemprov DKI sudah mulai melakukan langkah-langkah persiapan — seperti lomba digitalisasi pasar dan pilot di puluhan pasar untuk edukasi pedagang dan uji coba teknis. Artinya, targetnya ambisius tapi bukan tiba-tiba: ada proses persiapan.
Tapi jangan buru-buru panik — ada beberapa catatan penting
Meskipun targetnya “mulai tahun depan”, masih belum semua detail regulasi final dipublikasikan. Beberapa hal yang perlu kamu tahu:
- Belum ada pergub atau aturan final yang menjelaskan semua detil— berita saat ini masih berupa pernyataan dan target program.
- Kesiapan pedagang bervariasi — ada pedagang yang sudah siap, ada yang butuh alat, edukasi, atau jaringan internet yang lebih stabil.
- Transisi kemungkinan bertahap — jangan kaget kalau pada awalnya masih kombinasinya: tunai + QRIS sampai semua pihak siap.
Apa dampaknya buat pembeli muda (kamu)?
Positifnya banyak: lebih gampang bayar tanpa repot nyari uang kecil, bisa memanfaatkan promo digital, dan transaksi jadi tercatat otomatis. Kalau kamu kerja, belanja, atau sering jajan di pasar, ini artinya pengalaman belanja bakal makin modern — tapi tetap murah meriah kalau dikelola dengan baik.