Home News Perpanjangan Jam Malam di Kathmandu: Apa yang Terjadi dan Dampaknya
News

Perpanjangan Jam Malam di Kathmandu: Apa yang Terjadi dan Dampaknya

Share
Share

Apa yang terjadi?

Eventbogor.com – Pemerintah Nepal memperpanjang jam malam (curfew) di wilayah Kathmandu serta beberapa distrik penyangga seperti Lalitpur dan Bhaktapur. Aturan ini berlaku sampai pagi hari berikutnya, dengan pembatasan pergerakan yang cukup ketat untuk menekan eskalasi protes yang terjadi belakangan.

Kenapa jam malam diperpanjang?

Alasan utamanya: pemerintah ingin menanggapi gelombang protes besar—terutama yang digerakkan oleh generasi muda atau yang sering disebut protes Gen Z. Aksi protes ini bermula dari gabungan isu seperti kebijakan pembatasan akses platform media sosial, tudingan korupsi, dan tuntutan agar pejabat lebih transparan. Dalam situasi seperti ini, otoritas biasanya memakai jam malam sebagai langkah darurat untuk mencegah bentrok masif dan gangguan publik.

Aturan penting yang perlu kamu tahu

Kalau kamu tinggal atau lagi di area terdampak, catat poin-poin ini:

  • Jam malam diperpanjang hingga pagi hari (waktu pastinya mengikuti pengumuman resmi setempat).
  • Toko kebutuhan pokok diberi jatah operasi singkat—biasanya ada slot pagi (mis. 06.00–09.00) dan sore (mis. 17.00–19.00) untuk belanja kebutuhan harian.
  • Kendaraan dan layanan esensial (kesehatan, logistik, layanan darurat) umumnya masih diperbolehkan beroperasi dengan pengecualian khusus.
  • Warga diminta menghindari kerumunan dan keluar rumah hanya kalau sangat perlu.

Siapa yang terdampak?

Paling berasa untuk warga kota: pedagang kecil, pekerja harian, pelajar, dan orang yang kerjaannya bergantung pada mobilitas. Selain itu, pembatasan akses ke media sosial dan gangguan transportasi bisa bikin komunikasi jadi lebih sulit—apalagi buat yang kerja remote atau bergantung pada informasi real-time.

BACA JUGA :  Gaji DPR Jadi Rp65,6 Juta Setelah Tunjangan Perumahan Dihapus — Ini Rinciannya

Dampak sosial dan ekonomi singkat

Beberapa efek yang terlihat:

  • Ekonomi mikro terkena—penurunan pengunjung ke toko, warung, dan jasa transportasi.
  • Keterbatasan akses informasi jika memang ada pembatasan platform media sosial, bikin berita susah didistribusikan cepat.
  • Risiko keamanan meningkat di titik-titik protes; tenaga medis dan layanan darurat harus adaptasi dengan pembatasan pergerakan.
Share
Written by
Haidar Ali Asgari

Nggak banyak gaya, yang penting banyak cerita Lagi suka explore tempat baru + dengerin lagu lama Biar hidup ada soundtrack-nya

Explore more

News

PBB Akui Palestina Merdeka, 142 Negara Mendukung, 10 Menolak

Dukungan Internasional untuk Palestina Pada 12 September 2025, Majelis Umum PBB mengesahkan Deklarasi New York yang mengakui kemerdekaan Palestina. Resolusi ini mendapat dukungan...

Related Articles
News

Lebih dari Sepertiga Anggota DPR Nggak Cantumin Pendidikan, Kok Bisa?

Data dari BPS & KPU Bikin Kaget Eventbogor.com – Kalau ngomongin wakil...

News

UK dan NATO Tingkatkan Pertahanan Udara di Eropa Timur

Inti ceritanya — apa yang terjadi? Eventbogor.com – Baru-baru ini UK dan...

News

KTT Darurat Arab-Islam di Doha: Reaksi Keras Setelah Serangan Israel di Qatar

Apa yang terjadi — ringkas dan jelas Eventbogor.com – Baru-baru ini, digelar...

News

Usulan “Satu Orang Satu Akun Medsos”: Wamenkomdigi Lagi Kaji, Apa Dampaknya Buat Kita?

Apa itu usulan “satu orang satu akun”? Eventbogor.com – Belakangan ramai dibahas...