Walaupun belum ada kasus spesifik soal orang yang motret warga olahraga di taman, tapi kalau dilihat dari dasar hukumnya, tindakan seperti itu udah bisa dikategorikan sebagai pelanggaran privasi. Apalagi kalau foto itu dikomersialkan atau disebarkan tanpa persetujuan.
Jadi, buat kamu para konten kreator, media lokal, atau siapa pun yang suka hunting foto di tempat umum, penting banget buat tahu batasan ini. Jangan sampai niat bikin konten justru berujung laporan hukum.
Bijak Sebelum Jepret
Intinya simpel: sebelum motret orang lain, minta izin dulu. Nggak ada salahnya kan ngomong baik-baik? Selain lebih sopan, kamu juga bisa terhindar dari risiko hukum. Kalau orangnya nggak keberatan, malah bisa sekalian diajak kolaborasi buat konten bareng!
Kalau kamu ngerasa privasimu dilanggar — misalnya fotomu diunggah tanpa izin — kamu bisa lapor ke Komdigi atau lembaga hukum terkait. Ada banyak jalur buat melindungi hakmu, jadi jangan takut buat speak up.
Etika Digital Itu Penting
Sekarang dunia digital udah jadi bagian besar dari kehidupan kita, dan karena itu, etika digital juga harus ikut berkembang. Menghormati privasi orang lain itu bukan hal kecil, tapi justru salah satu bentuk tanggung jawab sosial di era serba online ini.
Khusus buat yang suka bikin konten di ruang publik — kayak taman kota, lapangan olahraga, atau event komunitas — coba mulai biasakan buat minta izin. Selain bikin suasana lebih nyaman, ini juga menunjukkan kamu profesional dan menghargai sesama.
Kesimpulan
Di dunia digital yang serba cepat, kita memang bebas berekspresi, tapi kebebasan itu tetap punya batas. Motret orang tanpa izin bisa jadi masalah serius kalau disalahgunakan, apalagi kalau sampai disebarkan tanpa persetujuan.
Mulai sekarang, yuk jadi generasi yang melek privasi. Kalau mau bikin konten, pastikan semuanya clear dan etis. Karena menjaga privasi orang lain bukan cuma soal sopan santun, tapi juga soal hukum dan tanggung jawab sosial.